Bagi gue pria dengan kumis atau jenggot atau sebut aja bewok itu adalah pria yang keren. Nggak cemen. Nggak kayak cowok baru puber. Pokoknya kerenlah. Macho dan dewasa. Coba liat aja David Beckham, Johny Deep, Brad Pitt, dan yang lainnya. Mereka semua nampak keren dan pria abis!
Tuh keren kan Johny Deep
Dulu gue sebel banget liat Justin Bieber. Udah pake poni lempar, masih bocah dan gayanya tengil. Bener-bener kayak anak baru masuk STM. Tengil banget. Tapi semenjak dia mulai numbuhin bewok, ya bolehlah. Gue serasa senior yang menyambut perubahan dia yang mulai dewasa. Padahal kenal juga nggak.
Gaya pria-pria macam ini jugalah yang bikin gue nggak terlalu suka sama cowok-cowok Korea. Mereka nggak bewokan. Muka mereka terlalu mulus kayak pantat bayi. Cowok cantik kalau kata gue. Tapi banyak yang suka. Heran juga sih.
Nah, makanya semenjak puber gue selalu merawat kumis dan jenggot gue. Agar nampak keren dan pria abis. Hasilnya, gue selalu dikira om-om beranak 3. Nggak apa. Nggak masalah. Artinya gue terlihat lebih dewasa daripada umur gue aslinya. Eh, dewasa atau tua ya? beda tipislah.
Saking cintanya gue dengan bewok, terutama bagian jenggot, gue sangat menolak untuk dicukur. Terakhir kali gue cukur itu tahun 2014 waktu masih kerja di Kalimantan. Itu juga karena bos minta, biar gue keliatan lebih rapi. Muka gue udah terlalu berantakan waktu itu. Macam ilalang di lapangan kosong komplek perumahan. Dari pada gaji gue dipotong, lebih baik bewok gue yang dipotong.
Tahun 2015 gue masuk kuliah dan harus ikutin masa orientasi kampusnya. Waktu itu semua mahasiswa baru harus botak bagi yang cowok. Gue sih ngikutin peraturan botakin rambut itu. Alasannya sih katanya biar seperti terlahir kembali. Tapi waktu itu gue cuman botakin rambut, bewok tetep dijaga. Gue jadi mirip Big Show gitulah. Pernah suatu saat, senior yang jadi panitia nyuruh gue nyukur bewok. Gue jelas sangat menolak hal itu mentah-mentah! untungnya dia gak ngelawan. Kalau ngelawan, ya gue lawan balik. Suruh siapa gak nyantumin peraturan buat cukur bewok. Jadi, selama ospek gue masih punya bewok.
Punya bewok dan muka dewasa...ehm, atau sebut aja tua ternyata ada keuntungannya juga. Gue jadi sering jadi talent buat tugas filmnya temen-temen dari anak Broadcasting. Bagi mereka, gue cocok memerankan peran bapak-bapak atau om-om. Ya, ya gue memang mahasiswa yang bapak-able.
Tapi di akhir 2017 ini gue membuat keputusan yang cukup menghebohkan. Gue cukur habis bewok gue.
Ya, setelah hampir 3 tahun gue gak cukur, akhirnya tanggal 7 Desember kemarin gue habisi semua bulu-bulu ini. Gue pengen mencoba merefresh diri gue. Menjadi sesuatu yang baru. Dan hasilnya, gue kaget liat muka gue di kaca. Jadi lebih muda. Tapi aneh banget.
Selama gue kuliah, anak-anak di kampus nggak pernah melihat gue hidup tanpa jenggot. Gue nggak tau respon mereka bakal gimana. Awalnya gue takut ke kampus. Takut mereka nggak siap menerima ini semua. But, the show must go on. Masa gara-gara muka aneh aja gue nggak kuliah sih. Dan hasilnya adalah, banyak yang mendadak nggak ngenalin gue. Jelas lah. Muka gue berubah banget. Terlihat 20 tahun lebih muda.
Cuma temen-temen prodi seangkatan ajalah yang ngenalin perubahan gue ini. Respon mereka cukup bikin kesel sih. Sepanjang hari mereka ketawa ngelihat muka gue yang mulus kayak pantat bayi. Gue jadi bahan cengan, difoto-foto buat bahan story instagram bahkan sampai direkam. Ini namanya sudah persekusi woy! Tapi gue nggak punya daya. Kekuatan gue hilang saat bewok gue hilang. Ini kayak Samson.
Ini salah duanya. Sengaja ambil yang ini karena di story yang lain gue terlihat seperti kodok bangkong.
Efek media sosial memang cepat. Efeknya, banyak yang akhirnya sadar, bahwa bocah gede yang mulus ini adalah gue. Beberapa temen gue yang waktu pagi nggak ngenalin gue, sorenya udah bisa ngetawain gue karena tampilan baru ini. Nggak cuma ngetawain bahkan ada yang nggak mau ngomong sama gue sebelum bewok gue tumbuh lagi. Besoknya bahkan ada yang pakai foto gue sebagai display picture sosmed meraka atau display picture dari grup di line.
Dalam sekejap wibawa gue pun hilang. Kredibilitas gue menurun drastis. Bahkan tubuh gue pun menghina dengan cara mencret-mencret, dengan kentut yang ngeledek kayak lagi ketawa. (Itu sih elu salah makan.)
Yah, buat kalian teman-teman gue, cukuplah gaes. Gue menyesal telah motong bewok ini. Jadi, cukup ngebullynya. Dan buat bewok, cepatlah tumbuh. Aku bukan apa-apa tanpamu.
10 Desember 2017
Salam Hangat
Abon